Monday, March 29, 2010

who..? chapter VII (investigative reporting assignment)

BAB VII

Obat Kuat yang menambah keperkasaan Sang Lelaki

Malam itu pintu toko kecil yang terletak dibilangan Tendean, Jakarta Selatan terbuka lebar menyambut para konsumen yang akan membeli produknya. Dengan nuansa toko berwarna biru muda, toko tersebut dilengkapi hanya dengan satu etalase kecil tempat menyimpan produk yang dijual beserta satu sofa kecil disebelah pintu masuk.

Pada awalnya kita tak akan menyangka dideretan perkantoran yang menjulang tinggi akan terdapat toko kecil yang menyebutkan dirinya sebagai penjual obat kuat. Toko kecil ini terletak tepat dipinggir jalan. Terhimpit diantara beberapa kantor, toko yang menjual alat motor serta rumah makan padang. Jika kita tak perhatian maka toko kecil ini takkan pernah terlihat oleh mata kita. Mungkin hanya papan namanya saja yang bias mengalihkan mata kita, tapi tidak dengan tokonya.

Pada papan namanya, toko ini menyebutkan dirinya menjual beragam obat kuat, pil biru serta beragam perlatan yang dapat memacu gairah sang pria. Imron (nama samaran) mengaku dirinya sudah menjalani usaha ini selama tiga tahun setengah. Pria berumur 32 tahun ini yang berasal dari daerah Jawa Timur mengaku sudah cukup berpengalaman dengan penjualan produk-produknya.

Produk-produk yang dijual dalam toko ini tertata rapi dalam sebuah etalase kecil yang akan langsung kita temui ketika kita memasuki toko. Dengan nuansa tembok berwarna biru, cara penyajian produk dalam toko ini terlihat seperti penyajian produk di apotek-apotek atau toko obat.

Obat-obat yang tertata rapi didalam etalase tersebut berasal dari berbagai Negara, seperti Amerika, India, Cina, Taiwan, Hongkong, serta Jerman. Contoh-contoh produknya adalah Viagra yang berasal dari Amerika dengan harga Rp 90.000,00 per tablet, pil ini mampu membangkitkan gairah laki-laki dewasa sebelum berhubungan. Viagra yang berasal dari Amerika ini pun cukup laku dibeli oleh konsumen Imron, karena memang khasiatnya manjur dan aman. Selain itu pil yang biasa dibeli perbutir ini dikemas secara rapi dalam sebuah wadah berwarna putih dengan isi tiga puluh butir.

Berbeda dengan Viagra asal Cina yang berharga cenderung lebih murah, Rp 25.000 perbutir hanya dibungkus dengan alumunium foil.

Pelanggan atau konsumen yang biasa dating ke toko Imron merupakan pria yang sudah berusia 30 tahun keatas. Menurutnya pria itu dating dan membeli produknya karena mempunyai masalah dengan ereksi. Konsumen toko Imron biasa datang pada malam hari, sekitar pukul 22.00. Biasanya sang konsumen melakukan tindakan yang cepat dan tak mau berlama-lama menghabiskan waktunya di toko Imron. Dengan mobil yang diparkir didepa tokonya dan sang wanita yang menunggu dimobil, konsumen tersebut turun membeli barang yang diinginkannya, membayar, dan langsung pergi seketika.

Konsumen Imron tidak harus datang ke tokonya untuk membeli produk yang dijual Imron. Dengan nomer telepon dan nomer handphone yang terpampang di papan namanya. Tak jarang sang pelanggan juga menelepon dan memesan produk Imron. Biasanya sang konsumen tersebut memesan dari hotel dan minta produk tersebut diantar ketempatnya berada. Tak jarang Imron pun sering dikerjai oleh orang-orang, terkadang ia suka ditelepon oleh orang iseng yang mengaku memesan produknya dan memintanya mengantar produk tersebut ke suatu tempat. Tapi ketika Imron datang ketemat yang dituju. Ternyata konsumen itu tak ada melainkan hanya orang iseng.

Imron tidak mau menyebutkan darimana obat-obat yang dijualnya ini berasal. Menurutnya ini rahasia. Tapi ia mengaku bahwa bos besarnya berasal dari daerah buncit. Terkadang jika ada razia, bosnya suka memberitahu Imron lebih dulu sehingga ia bias mengadakan antisipasi sebelum tokonya dirazia.

Papan nama yang ditempatkan didepan tokonya pun sering dirazia dan dicopotkan oleh beberapa petugas berwajib. Tapi dengan bayaran yang dirahasiakan, Imron bisa kembali memasang papan nama tokonya tersebut.(Sally)

Disusun oleh:

Sally (2007110618)

MC 11- 6B

0 comments:

Post a Comment