Wednesday, March 31, 2010

kebudayaan nasional (cultural anthropology assignment)

Catatan berikut ini adalah makalah mengenai Masalah Kebudayaan Nasional dalam Perspektif Global yang saya, teman saya, elvira, rizca, dan rizky buat untuk memenuhi tugas kelompok kami dalam mata kuliah Cultural Anthrpology pada semester 4.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Peran budaya dalam kehidupan masyarakat sangatlah penting dan diperlukan. Manusia sendiri menciptakan budaya demi kesejahteraan kehidupannya. Kebudayaan Indonesia sangatlah beragam bentuknya. Hampir semua etnis daerah memiliki sistem budayanya sendiri. Menghadapi perubahan menuju globalisasi secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan budaya itu sendiri. Banyak hal yang haus disiapkan sehingga kita bisa menghadapi perubahan tersebut dengan lancar. Dengan begitu kita harus menganalisis kesiapan dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk menghadapi dan menjalani globalisasi itu sendiri.

1.2.Perumusan Masalah

Bagaimana keadaan budaya Nasional dalam menghadapi globalisai?

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui keadaan budaya Nasional dalam menghadapi globalisasi.


BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1. Definisi Teori Kebudayaan

2.1.1. Definisi secara etimologis

Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu diberi arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.1.2. Definisi secara konseptual

Edward B. Taylor:

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

M. Jacobs dan B.J. Stern:

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.

Koentjaraningrat:

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Dr. K. Kupper:

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.

William H. Haviland:

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

2.1.3. Definisi secara operasional

Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan dan sistem sosial yang terdapat di dalam pikiran manusia dan juga merupakan warisan sosial yang akan menjadi pedoman dan akan melahirkan perilaku baik secara individu maupun kelompok yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.

2.1.4. Instrumen variabel teori

Variabel

Dimensi

Indikator

K

E

B

U

D

A

Y

A

A

N

Sistem pengetahuan

· Eksakta

· Sosial

· Bahasa

Sistem sosial

· Interaksi

· Sosialisasi

· Komunikasi

Pedoman

· Nilai

· Norma

· Aturan-aturan

2.2. Definisi Teori Antropologi

2.2.1. Definisi secara etimologis

Menurut etimologis kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia.

2.2.2. Definisi secara konseptual

Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954 : 2

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakannya

William A. Haviland

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

David Hunter

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

M.J. Herskovits (1955)

Anthropology is the science of man (ilmu yang mempelajari manusia)

2.2.3. Definisi secara operasional

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, apa yang dikerjakannya, perilaku / sikapnya, bentuk fisik, kebudayaan yang dihasilkan, serta segala sesuatu pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia itu sendiri.


2.2.4. Instrumen variabel teori

Variabel

Dimensi

Indikator

A

N

T

R

O

P

O

L

O

G

I

Manusia

· Perilaku

· Sifat

· Nilai-nilai yang dihasilkan

Perilaku / sikap

· Afektif

· Kognitif

· Psikomotor

Kebudayaan

· Sistem pengetahuan

· Sistem sosial

· Pedoman

2.3. Definisi Masyarakat

2.3.1. Definisi secara etimologis

Secara etimologi istilah masyarakat berasal dari bahasa inggris society yang artinya kawan.

2.3.2. Definisi secara konseptual

Selo Sumardjan

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Karl Marx

Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Emile Durkheim

Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

Paul B. Horton & C. Hunt

Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Koentjaraningrat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

2.3.3. Definisi secara operasional

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang tinggal bersama-sama dalam suatu wilayah tertentu dan waktu yang cukup lama yang berinteraksi sesuai kebudayaan yang dihasilkannya dan adat istiadat yang ada serta memiliki rasa keterikatan satu sama lain oleh suatu rasa identitas kebersamaan.

2.3.4. Instrumen variabel teori

Variabel

Dimensi

Indikator

M

A

S

Y

A

R

A

K

A

T

Manusia

· Anak kecil

· Remaja

· Orang tua

Adat istiadat

· Peraturan

· Norma sosial

· Nilai-nilai

Identitas

· Individu

· Kelompok

· Suatu wilayah

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Apakah budaya Indonesia sudah siap untuk menghadapi abad ke-21?

Budaya merupakan sesuatu yang mencakup seluruh kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Manusia sebagai makhluk insani,jadi di bedakan dari non insani,di hadirkan di dunia.hal ini sesuatu yang di berikan (given). Setelah kehadirannya di dunia,melalui akal-budinya.sesuatu yang juga inheren dalam dirinya,dia membentuk suatu dunia ciptaan nya sendiri yang di sebut budaya.dengan menggunakan alam –dunia fisik –serta isinya sebagai ramuannya.

Manusia tidak hanya menggunakan secara pasif apa yang tersedia di alam sekitarnya,tetapi dia juga mempelajarinya serta menciptakan pengetahuan tentang apa yang di temuinya di alam sekitar tersebut.

Apabila kita selanjutnya mengamati budaya manusia itu,maka kita dapat melihat adanya unsur-unsuru pembentuk yang berbeda-beda yang satu sama lain bertalian erat serta membentuk satu konfigurasinya.Namun, yang rumit tersebut selalu berada dalam suatu keseimbangan (equilibrium) yang dinamis.

Sebenarnya manusia menciptakan budaya demi kesejahteraannya.

Inilah tujuan utamanya.kata tersebut namun terlihat.

Di dalam budaya Indonesia tercakup semua budaya daerah dan selain dari apa yang kita artikan dengan budaya daerah atau etnis terdapat atau berkembang pula budaya nasional yang di harapkan akan menjadi bingkai perekat bagi budaya-budaya daerah atau etnis yang terdapat di Indonesia. Perbedaan budaya nasional dari budaya daerah atau etnis terletak pada perbedaan daya cakup budaya nasional dari daya cakup budaya nasional dari daya cakup budaya etnis dalam kehidupan bangsa Indonesia secara keseluruhan jadi etnis.

Budaya Indonesia tidak dapat mempertahankan diri terhadap serangan budaya yang datang dari luar yang berbentuk keunggulan teknologi(senjata) dan ilmu.

Peristiwa – peristiwa dunia yang terjadi akhir-akhir ini yang dampaknya sangat di rasakan oleh bangsa Indonesia (terpuruknya nilai mata uang rupiah,terjadinya krisis moneter dan ekonomi dan lain sebagainya)

Beberapa hal penting yang menjadi ciri-ciri budaya Indonesia dewasa ini.Kontjaraningrat (1985a) mencatat beberapa nilai yang tidak mendukung atau menunjang pembangunan nasional Indonesia untuk menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat modern.Antara lain,dia mengemukakan bahwa:

1.nilai budaya Indonesia (termasuk daerah tidak berorientasi kepada karya manusia itu sendiri (tidak achievement oriented)

2.orientasi budaya Indonesia terlalu banyak terarah ke masa lampau sehingga melemahakan kemamapuan seseorang melihat ke masa depan,

3.budaya Indonesia cenderung membuat seseorang melarikan diri dari dunia ke dunia kebathinan yang tidak begitu sesuai dengan jiwa rasionalisme yang di perlukan untuk mempercepat pembangunan.

4.budaya Indonesia membuat seseorang cenderung untuk mengganatungkan diri pada nasib,

5.orang Indonesia cenderung menilai tinggi konsep sama-rata-sama-rasa yang mewajibkan sikap konformisme dan tidak mendorong kemajuan,dan

6.adat sopan santun yang berorientasi ke atas yang dapat mematikan keinginan untuk berdiri sendiri dan berusaha sendiri.selanjutnya Koentjaningrat(1985a) mencatat bahwa selain ciri-ciri budaya Indonesia “asli” ini,terdapat mentalitas bangsa yang timbul sebagai akibat perjuanagn kemerdekaan Indonesia,yaitu:

(1) mentalitas yang merendahakan mutu,

(2) mentalitas yang suka menerabas,

(3) sifat tidak percaya diri,

(4) sifat tidak berdisiplin murni , dan

(5) di antara nilai-nilai tradisional yang terdapat dalam budaya-budaya etnis itu,ada yang masih berlaku dan mendukung kehidupan modern ,misalanya ,konsep demokrasi,egaliteraisme,dan keterbukaan (transparasi)dalam masyarakat Batak.

Budaya Indonesia terdiri dari budaya – budaya etnis dan budaya nasional yang superetnis yang mengandung unsur-unsur agraris-tradisional,modern,ciptaan bangsa Indonesia sendiri dan yang berasal dari luar.

Unsur-unsur agama yang dapat dan perlu di bedakan dari unsure-unsur budaya ,antara lain ,unsur-unsur agama hindu,Budha,Islam,dan Kristen.

Di samping budaya –budaya etnis di Indonesia terdapat pula budaya nasional yang unsur-unsurnya berasal dari budaya –budaya etnis yang modern (pada umumnya berasal dari dunia barat )yang daya cakupnya sangat luas dan mendalam.penilaian atas nilai-nilai budaya seperti di singung di atas terkait dengan pendekatan tertentu.pendekatan yang berfokus –pada –etnis _X”(X_centered approach),maka kita dapat berkata bahawa nilai-nilai tertentu dari budaya tradisional Indonesia tidak sesuai dengan budaya modern yang mengusahakan terjadinya kemajuan dan perkembangan

3.2. Gambaran Kehidupan dalam Abad ke-21

Untuk memberikan gamabaran kehidupan dalam abad ke-21 secara lengkap dan tidaklah mudah.kehidupan abad ke 21 itu akan begitu kompleks. Budaya-budaya yang ada akan semakin terjalin dan terganatung satu sama lain.bahawa pada saat ini pun kita sudah mendiami dunia tanapa batas (bordeles world)

Dunia tanpa batas itu selanjutnya bercirikan keterbukaan (transparasi),selanjutnya melarikan kondisi baru yang sukar atau tidak mungkin di elakan.Abad ke 21 yang sudah di ambang pintu itu,bahakan penghujung abad ke-20 ini pun sebenarnya sudah bercirikan ketergantungan (interpendency). Maksudya bangsa-bangsa di dunia akan semakin tergantung demi kelangsungan hidup mereka.hal ini mengharuskan adanya tatanan dunia yang baru dan nilai-nilai etika dan moral dalam pergaulan internasional.Bangsa-banagsa,mau tidak mau tamapaknya harus salani mengenal menghormati.sebab kalu hal-hal ini tidak di akui dan di indahkan ,maka adalah sesuatu yang absurd untuk menuntut bangsa lain untuk membantu bangsa Indonesia ,misalanya ,dalam mengatasi kesulitan ekonominya atau menuduh singapura”tidak cukup membantu ‘.ada hal-hal yang sama yang mengangakat manusia di manapun dia berada,apaun kewarganegaraanya ,agamanya,rasanya ,golongannya dan pendidikananya ,dan hal yang sama itu,haka-hak asasi manusia yang universal.

Orang-orang di Asia terutama para tokoh dan pemimpin bnagsanya (contoh:Lee Kwan Yew dari singapura),sering mencurigai hak-hak asasi manusia seperti itu adalah hak asasi yang partikularistik. Dalam menagatasi berbagai krisis yang muncul dalam kehidupan bangsa-bangsa di dunia ini,hak-hak manusia yang universal memakainya sebagai landasan berpijak untuk memecahakan pesoalan kemanusiaan walupun belum semua dapat di atasi.

Dalam kehidupan abad ke-21 ,peranan IPTEK semakin penting .tanpa IPTEK masyarakat akan sulit memperoleh hasil “cipta ,karsa dan karya manusia” sebagai alat saja untik mencapai tujuan yang lebih utama dan luhur. Jika suatu masyarakat atau budaya tidak memiliki IPTEK (modern),maka dia dapat mengambilnya dari masayarakat atau budaya lain yang lebih maju di bidang ini. Dengan kata lain nilai-ilai budaya mempengaruhi IPTEK dan IPTEK sangat erat terkait dengan nilai-nilai budaya zamanya.

Untuk merangkum hal-hal yang disinggung secara sepintas –kilas di atas tentang ciri-ciri abada ke -21 ,hal –hal berikut dapat di kemukakan.

1. Berkat kemajuan di bidang tekhnologi komunikasi dan transportasi,dunia semakin terbuka batas-batas atau sekat-sekat yang memisahkan satu bangsa dari bangsa lain semakin memudar (boardeles world)

2.IPTEK yang berlandaskan rasionalitas yang tinggoi semakin berkembag

3.Kehidupan manusia akan semakin diwarnai oleh pemanfaat IPTEK yang mengakibatkan terjadinya perubahan cara-cara dan nilai-nilai hidup.

4. Setiap bangsa semakin menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dunia,dan ketergantungan pada bangsa-bangsa lain membuatnya harus mengenal,berkomunikasi dan berkerja sama dengan bangsa-bangas lain.

5. Nilai-nilai universal semakin di perlukan dalam pergaulan internasional.

3.3. Pendekatan Pengembangan Budaya Nasional Nasional Indonesia dalam Era Globalisasi

Budaya akan membedakan pendukungnya dari pendukung budaya lain .budaya juga merupakan pegangan bagi pendukungnya dalam menjalankan hidupnya ,memberikan rasa aman,kebahagian dan kesejahteraan lahir batin, namun budaya lain.Walupun budaya berbeda-beda ,ada unsur-unsur dasarnya yang bersifat semesta.selain itu walupun manusia merupakan produk budayanay (nurture),manusia di dalam buadaya manapun dia berada ,memiliki aspek biologis (nature) yang sama ,yang juga menjadi sebagian dari dasar hak-hak manusia yang universal.

Manusia memiliki berbagai kemamapuan (competenence)yang inheren dalam dirinya ,kemampuan menciptakan dean memakai symbol-simbol (contoh: kemamapuan manusia untuk menciptakan dan menguasai bahasa)

Budaya biasanya di kaitkan dengan konsep bangsa .jika suatu bangsa kebetulan bertumpaang tindih secara sempurna (sama dan sebangun untuk meminjam istilah planiumetri) denan suatu suku atau etnis (keaadan seperti ini lebih merupakan kekecualian daripada kebiasaan dewasa ini)maka hubungan budaya dan bangsa tidakalah terlulu rumit.itulah sebabnya mengembangkan budaya bukannlah pekerjaan yang mudah bagi bangsa Indonesia yang sanagt pluralistis.oleh karena itu ,kita seharusnya pula berkata bahwa budaya yang merupakan jati diri bangsa Indonesia itu juga mengandung cirri-ciri kebhinekaan dan ketunggalikaan itu.kebhinekaannya di wakili oleh budaya –budaya etnis(yang tradisional) dan ketunggalanya di wakili oleh apa yang sebut budaya nasional yang super etnis,yaitu budaya yang unsure-unsurnya banyak terdiri atas unsure-unsur baru (non tradisional dan modern biasanya berupa unsure-unsur pinjaman dari budaya-budaya lain)dan hasil inovasi dan ciptaan mutakhir bangsa indinesia itu sendiri.

Budaya nasional yang super etnis berdasarkan hakikat unsur-unsur pembentukannnya dan proses pembentukannya ,yang harus mempunyai daya cakup yang luas sehinnga meliputi selueuh rakyat dan wilayah Indonesia. Dia bersifat eksklusif,tidak eksklusif ,tidak primoidialatau sektarian.,sedang budaya etis seperti kita ketahui ,menurut hakikatnya ,lebik eksklusif dari inklusif .,dalam lingkungan budaya nasional yang super etnis demikian ,setiap orang Indonesia ,tidak ada yang terkecuali ,merasa benar-benar di” rumah sendiri “(at home)dan tidak mendapat perlakuan diskriminatif ,apaun bentuknya .budaya yang demikian di harapkan dapat memberikan rasa kesatuan dan persatuan bagi setiap warga Indonesia ,yang merupakan alat perekat yang sangat di perlukan ,terutama kahir-akhir ini ,ketika marak terdengar keinginan kelompok- kelompok tertentu di tanah air untuk memisahakan diri dari dalam negar-negara bagian .untuk memberikan sekadar contoh ;unsure-unsur budaya yang dapat berperan demikian ialah bahasa dan sastra Indonesia.

Dalam mengembangkan budaya nasional Indonesia selanjutnya ,haruslah di usahakan secar selektif untuk mengambil unsur-unsur budaya etnis dan bangsa-bangsa lain ,di sampang menciptakan unsure-unsur baru, yang dapat di terima oleh seluruh jika mingkin ,rajkyat ,Indonesia tanpa melalui pakasaan atau intimidasi.

Kita memahami pula bahwa salah satu tujuan terpenting membangun budaya penting bangsa ialah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di antara waraganya,sehingga landasannya pun haruslkah yang dapat mengikat seluruh bangsa.

Budaya bangsa yang oleh setiap warganya di dukung dan di rasakan sebagai miliknya akan memiliki daya tahan dan vitalitas yang besar dan dapat di kembangkan agar setara dengan budaya-budaya maju lain yang ada di dunia ini.

Dalam menyusun kurikulum pendidikan kita dapat memakai sebagai acuan sasarn-sasaran pembangunan jangka panjang II yang termuat dalm GBHN 1983 karena masih cukup relevan :

‘tercapainya kemajuan nasional dalam pemanafaatan ,pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknoilogi yang di butuhkan bagi peningkatan kesejahteraan ,kemajuan perdaba serta ketangguhan dan daya saing bangsa yang di perlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkunagn menuju masyarakat yang berkualiatas .maju,mandiri serta sejahtera ,yang di landasi nilai-nilai spiritual,moral da etik didasarkan nilai-nilai luhur bangsa serta nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .”

Seperti telah dikemukakan oleh Koentjaningrat ,budaya Indonesia cenderung membuat seseorang tidak berani mandiri dan cenderung menggantungkan diri opada orang lain .dia juga tidak memilik rasa tanggung jawab yang kuat. Untuk itu ada baiknya kita membandingkan manusia barat dan tradisional Indonesia .sejak dini anak sekolah di Amerika serikat ,misalnya ,sudah belajar mandiri dan mempertanggung jawabkan perbuatanya.dia di ajar mengemukakan pendapatnya sendiri dan mempertahankan nya denganm,antara lain ,mnetode show and tell.

Dari uraian di atas terlihat bahwa IPTEK sebagi sal;ah satu unsure budaya modern merupakan sesuatu yang tanggap budaya (culture bouynd)dan agar kita dapat menjadikan bagian dari buiday dan kehidupan kita sehari-hari ,maka kita prlu menguisahakan perubahan nilai dan perilaku .berikut terdapat daftar penddemk .,jadi bukan daftar tertutup (exhautuve),dari sikap dan nilai yang di anggap lebih sesuai dari kehidupan modern.

1.terbuka terhadap inovasi dan perubahan

2.menumbuhkan perhatian pada masalah di luar diri sendi dfan demikian tumbuh sikap yang lebih demkratis.

3.lebih berorientasi pada masa epoan daripada masa lampau

4. menghargai perencanaan dan menjalankan kehiduypan berdasarkan rencana yang di buat .

5.menggunakan potensi lingkungan secara aktif dan tepat sehingga menjamin pembngunan berkelanjutan (berwawasan lingkungan.

6.mengandalkan perhitungan sehinga tidak tergantung pada nasib

7.menghargai martabat manusia (menhargai hak-hak manusia dan keadilan)

8.dapat melihat kegunaan IPTEK.

9.menghargai pekerjaan sesuai denagan prestasi (meritrocracy)

Penghargaan terdapat prestyasi ,misalnya sudah harus di tanamkan sejak dini dalam diri anak-anak Indonesia untuk mengurangi atau menghilangkan nepotisne (ikatan krkeluaragaan yang sangat mementingkan sanak –keluarga)

Yang merupakan bagian dari budaya tradisional Indonesia . Prinsip menghargai prestasi mengkehendaki . Misalnya suatu jabatan atau kedudukan di berikan kepada orang-orang yang memiliki kualifikasi dan prestasi saja dan bukan pada orang keluarga sendiri walaupun dia tak cakap untuk menduduki jabatan seperti itu dalam dunia modern yang penuh persaingan ,keunggulanlah yang di pentingkan.


0 comments:

Post a Comment